Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam sekaligus mukjizat yang diterima Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Quran, terdapat surat Al-Alaq yang menjadi surat pertama yang turun oleh Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Termasuk dalam surat Makkiyah atau ayat-ayat yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, surat Al-Alaq merupakan surat ke-96 yang terdiri dari 19 ayat secara keseluruhan.
Berdasarkan sejarah yang sudah banyak diketahui, ayat 1-5 dalam surat Al-Alaq turun pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan. Kelima ayat dalam surat itu pula merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama turun dan terjadi saat Nabi Muhammad SAW berdiam diri di Gua Hira.
Peristiwa turunnya surat Al-Alaq ayat 1-5 disebut dengan Nuzulul Quran yang secara umum diperingati pada malam 17 Ramadan setiap tahunnya. Sekaligus awal mula Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali.
Berikut surat Al Alaq ayat 1-5 :
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Turunnya Surat Al-Alaq 1-5 ini sekaligus sebagai pengukuhan status Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Baginda menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam.
Namun, perlu diketahui bahwa turunnya surat Al-Alaq tersebut secara bertahap selama 23 tahun sebagaimana yang dikutip dari berbagai sumber. Hal ini pula diperkuat dengan adanya surat Al-Isra ayat 106 yang artinya:
"Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."
Itulah sedikit kisah turunnya surat Al-Alaq yang juga sebagai tanda Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya.
Surah Al-‘Alaq
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [96.1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ [96.2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ [96.3] Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ [96.4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ [96.5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى [96.6] Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى [96.7] karena dia melihat dirinya serba cukup.
إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى [96.8] Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).
أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى [96.9] Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
عَبْدًا إِذَا صَلَّى [96.10] seorang hamba ketika dia mengerjakan solat,
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى [96.11] bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى [96.12] atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى [96.13] Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى [96.14] Tidakkah dia mengetahui bahawa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ [96.15] Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) nescaya Kami tarik ubun-ubunnya,
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ [96.16] (iaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi derhaka.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ [96.17] Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ [96.18] kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,
كَلا لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ [96.19] sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)
No comments:
Post a Comment